RSS

Dengarkan Dulu, Baru Didengarkan


Sebagai remaja, terkadang kita selalu hanya ingin didengarkan tanpa ingin mendengarkan orang lain. Hal tersebut sangat tidak efektif bagi remaja, mengapa? Karena dari hal tersebut mencerminkan bahwa remaj tersebut kurang menghargai orang lain, dengan begitu apabila ia tidak menghargai orang lain, orang lain pun akan melakukan hal yang sama terhadap dirinya. Sehingga, keberlangsungan hidupnya dalam bersosialisasi menjadi kurang baik.
Untuk memahami seseorang, kita harus mendengarkannya terlebih dahulu. Berikut adalah lima gaya mendengarkan yang buruk:
·         Mengawang-awang
·         Pura-pura mendengarkan
·         Mendengarkan secara selektif
·         Mendengarkan kata per kata
·         Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri

Kelima gaya mendengarkan diatas, masih kerap terjadi pada sebagian remaja. Oleh karena itu, belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik.  Cara untuk menjadi pendengar yang baik yaitu dengan mendengarkan dengan tulus.
·         Dengarkanlah dengan mata, hati dan telinga
·         Selamilah perasaan mereka
·         Cobalah bersikap seperti cermin
Dalam mencoba bersikap seperti cermin, terkadang masih banyak remaja yang salah mengartikan. Maksud dari bersikap seperti cermin ini bukan mengulang kata per kata dari ucapan lawan bicara kita, tetapi bersikap seperti cermin disini yaitu mengulangi maknanya menggunakan kata-kata sendiri.

Adapun manfaat dari mendengarkan dengan tulus yaitu satu sama lain bisa saling paham dan mengerti, sehingga apabila kita ingin didengarkan, mereka juga siap untuk mendengarkannya.

Menjadi Remaja Proaktif



Ketika dihadapkan sesuatu yang tidak menyenangkan , banyak remaja yang cenderung bersikap proaktif, mengapa hal itu dapat terjadi? Karena banyak remaja yang belum bisa berpikir lebih panjang atau visioner. Padahal, dari sikap reaktif yang diambil akan menimbulkan masalah baru nantinya. Terlihat dari hal tersebut, bahwa nantinya mereka akan menghadapi masalah yang lebih banyak dan lebih berat lagi.
Bersikap proaktif merupakan kunci utama dari kebiasaan yang lain. Bersikap proaktif adalah bagaimana cara kita mengambil sikap terhadap segala sesuatu yang terjadi. Selain itu, bersikap proaktif juga merupakan cara kita mengendalikan sikap kita. Apabil kita sudah bisa bersikap proaktif terhadap segala sesuatu yang terjadi, maka hidup kita akan terkendali karena kita sudah bisa bertanggung jawab terhadap sikap kita sendiri.
Untuk mengetahui lebih jelas dan lebih mengerti tentang sikap proaktif, kita harus membandingkannya dengan sikap reaktif. Contoh, ketika kita dihadapkan dengan suatu masalah di sekolah atau di kampus, misalnya pada saat guru atau dosen memberikan tugas yang banyak sekali, karena merasa terbebani lalu kita mengeluh dan menggerutu, dan hal tersebut dilakukan setiap sampai sehari sebelum tugas dikumpulkan. Dengan sikap yang seperti itu apa hasilnya? Justru hasilnya kita mendapatkan masalah baru yang lebih rumit lagi, dimarahi guru atau dosen, dan tugas menjadi lebih banyak lagi. Dari contoh tersebut mungkin sudah terlihat jelas, bahwa mengambil sikap proaktif itu sangat penting.
Adapun manfaat dari bersikap proaktif yaitu, antara lain:
1.        Tidak lekas tersinggung.
2.        Bertanggungjawab terhadap pilihannya sendiri.
3.        Berpikir sebelum bertindak.
4.        Cepat pulih kalau terjadi sesuatu yang buruk.
5.        Selalu mencari jalan untuk menjadikan segalanya terlaksana.
6.        Fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah, bukan malah mengkhawatirkan hal yang tidak bisa diubah.

Inti dari sikap proaktif itu sebenarnya ada dua, bertanggung jawab dan bersikap “aku bisa”. Apabila kita menghadapi suatu masalah, jangan langsung mengeluh, kita harus percaya pada diri kita bahwa kita itu bisa menyelesaikan dengan baik. Apapun hasilnya nanti, itu bukan urusan kita, yang menjadi urusan kita hanyalah berusaha sebaik mungkin agar hasilnya juga sama baiknya.

Mengapa remaja harus memiliki kebiasaan yang efektif?


Kebiasaan efektif, sebenarnya kebiasaann efektif itu apa sih? Sebelum kita membahas lebih jauh tentang kebiasaan efektif, alangkah baiknya kita mengerti dan paham dulu apa pengertian dari efektif. Efektif itu adalah tepat guna. Sehingga apabila kita gabungkan, kebiasaan efektif itu adalah kebiasaan yang tepat, kebiasaan yang memiliki nilai guna dan bermanfaat.
Lalu, mengapa remaja harus memiliki kebiasaan efektif? Sebenarnya bukan hanya remaja saja yang harus memiliki kebiasaan efektif, tetapi setiap manusia pun harus memiliki kebiasaan efektif. Tetapi mengapa lebih condong terhadap remaja? Karena remaja itu merupakan tahap peralihan dari anak-anak menuju dewasa, sehingga apabila remaja memiliki kebiasaan yang efektif maka pada saat dewasa akan menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga orang banyak.
Sebuah kebiasaan tidak akan muncul begitu saja. Agar sesuatu menjadi kebiasaan, harus selalu dilakukan setiap saat. Kita akan menjadi apa yang berulang-ulang kita lakukan. Dalam buku 7 habits of highly effective teens tertulis:
Taburkanlah suatu pikiran, maka kamu akan menuai perbuatan;
Taburkanlah suatu perbuatan, maka kamu akan menuai kebiasaan;
Taburkanlah suatu kebiasaan, maka kamu akan menuai karakter;
Taburkanlah suatu karakter, maka kamu akan menuai takdir.
(Samuel Smiles)


Tetapi, walaupun kamu memiliki kebiasaan buruk, hal itu tidak akan lantas membuat takdir mu buruk pula. Kamu itu kebih kuat dari kebiasaanmu, sehingga seburuk apapun kebiasaanmu masih bisa diubah. Untuk hasilnya nanti, sesuai dengan usaha mu, apabila usahamu keras untuk mengubah kebiasaan buruk itu, maka kebiasaan buruk itu akan berubah menjadi kebiasaan baik. Jadi, semuanya itu akan kembali lagi kepada diri masing-masing, mau berubah menjadi pribadi yang lebih baik atau tidak.

Pentingnya Menabung di Rekening Bank Hubungan


Berbicara tentang Rekening Bank Hubungan, sebenarnya apa itu Rekening Bank Hubungan atau RBH? RBH itu merupakan cerminan seberapa besar kepercayaanmu dalam membina hubungan dengan orang lain. RBH juga mirip dengan rekening koran di bank. Kamu bisa melakukan simpanan atau penarikan.
Rekening Bank Hubungan itu sangat penting bagi remaja, sebenarnya bukan hanya untuk remaja, tetapi RBH ini penting juga untuk semua orang. Lalu kenapa Rekening Bank Hubungan atau RBH itu penting? RBH atau Rekening Bank Hubungan itu bermanfaat untuk menunjang proses atau kegiatan manusia dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Dalam buku 7 habits of highly effective teens dijelaskan bahwa RBH itu terbagi menjadi dua, yaitu simpanan RBH dan penarikan RBH. Contoh dari simpanan RBH antara lain:
-          Menepati janji
-          Melakukan kebaikan-kebaikan kecil
-          Setia
-          Mendengarkan
-          Minta maaf
-          Membangkitkan harapan yang jelas

Sedangkan untuk penarikan RBH itu antara lain:
-          Melanggar janji
-          Cuma mengurus diri sendiri
-          Suka bergosip dan membocorkan rahasia
-          Tidak mendengarkan
-          Sombong
-          Membangkitkan harapan yang keliru


Dengan telah mengetahui dan mengerti tentang Rekenening Bank Hubungan atau RBH, kita bisa membangun hubungan yang kaya atau memperbaiki hubungan yang retak dengan cara yang sederhana, yaitu dengan melakukan simpanan secara bertahap. Karena dalam sebuah proses tidak akan mungkin langsung berubah secara total, pasti akan bertahap, dan dari proses bertahap itulah kita bisa belajar arti atau makna yang sebenarnya dari menyimpanan di Rekening Bank Hubungan atau RBH ini. Dengan begitu, kita bisa menjadi pribadi baik dalam kehidupan bermasyarakat.

Ingatlah Tujuan Akhir


Setiap remaja pasti memiliki tujuan akhir atau yang sering disebut cita-cita. Tetapi, dalam realitanya kebanyakan remaja kurang memperhatikan bahkan lupa dengan tujuan akhir mereka masing-masing. Padahal untuk mewujudkan cita-cita, pastinya kita harus berusaha terlebih dahulu, bersusah payah terlebih dahulu.
Sean Covey mengatakan bahwa ada dua alasan, yaitu karena kita ada dalam persimpangan, sehingga jalan yang akan kita pilih akan mempengaruhi kita selamanya. Alasan kedua adalah bahwa jika kita tidak menentukan masa depan kita sendiri, maka orang lain yang akan memutuskannya. Jadi pilih mana antara masa depan pilihanmu sendiri atau masa depan pilihan orang lain?
Apabila kita tidak memiliki tujuan akhir atau masa depan, mungkin orangtua,teman atau siapapun yang akan menentukan tujuan akhir kita ataupun takdir kita. Apakah kita mau, takdir kita, tujuan kita, masa depan kita ada ditangan mereka? Tentu tidak bukan.
Misalnya, apabila kita ingin menjadi dokter, tentunya kita harus rajin belajar, mencari-cari informasi tentang bidang kedokteran, melakukan hal-hal yang merujuk pada tujuan akhir atau cita-cita. Apabila setiap hari terus melakukan hal-hal yang kurang penting atau kurang mendukung terhadap tujuan akhir maka tujuan akhir tidak akan tercapai. Untuk mengetahui masalah tersebut, kembali kepada diri masing-masing, apakah cita-citanya ingin tercapai, maka tentunya hal-hal yang merujuk pada tujuan akhir harus dilakukan.
Oleh karena itu, kita lah yang harus menentukan takdir kita sendiri. Tanpa tujuan akhir, biasanya kita akan mengikuti orang yang memimpin kita begitu saja, walaupun hal tersebut kurang berguna dan bermanfaat.

Agar kita bisa menemukan dan menentukan masa depan kita sendiri, dalam buku The Seven Habits of Highly Effective Teens dijelaskan, buatlah pernyataan misi. Pernyataan ini terserah bagaimanapun bentuknya, yang penting didalamnya tertera tujuan hidup kita itu mau menjadi apa dan seperti apa. Dengan begitu kita tahu apa yang kita mau, dan mungkin saja, pernyataan misi tersebut akan tercapai suatu saat nanti.

Membangun paradigma Positif Bagi Diri Sendiri


Paradigma positif, sebelum berbicara lebih jauh tentang paradigm positif, alangkah baiknya kita mengetahui pengertian paradigm itu sendiri terlebih dahulu. Apa itu paradigma? Paradigma adalah cara kamu memandang sesuatu, pandanganmu, kerangka acuanmu, atau keyakinanmu. Atau dengan kata lain, paradigm itu adalah persepsi.
Didalam buku 7 Habits of Highly Effective Teens dijelaskan paradigma adalah seperti kaca mata, kalau paradigm kita terhadap diri sendiri tidak lengkap, itu sama saja halnya dengan kita menggunakan kaca mata yang keliru. Lensanya akan mempengaruhi bagaimana kamu melihat segalanya.
Kebanyakan remaja kurang yakin terhadap dirinya sendiri sehingga paradigm terhadap diri sendirinya pun kurang baik. Misalnya, apabila kita tidak percaya terhadap kemampuan kita sendiri dan akhirnya pada saat ujian lebih memilih menyontek dibandingkan  mengerjakan sendiri karena paradigma kita terhadap diri sendiri itu adalah bodoh. Hal tersebut merupakan contoh paradigma yang bersifat negatif.
Dengan kita bersikap seperti itu, berpandangan atau berpersepsi bahwa kita itu adalah bodoh, maka selamanya kita akan bodoh dan tidak akan berkembang. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena kembali ke pengertian paradigma, paradigma itu adalah sebuah keyakinan. Sehingga, apabila kita terus menerus berkeyakinan negatif, selamanya kita akan negatif. Lalu bagaimana caranya agar kita bisa memiliki paradigm positif terhadap diri sendiri?

Hal pertama yang harus dilakukan adalah yakin terhadap diri sendiri, berprinsip terhadap diri sendiri bahwa kita itu bisa, kita itu mampu dan walaupun mengalami kegagalan kita percaya bahwa kita bisa bangkit dan mencoba kembali. Selain berprinsip, kita juga bisa melakukan hal kecil yang kita bisa dahulu. Karena dari hal-hal kecil akan menghasilkan hal yang besar dan luar biasa. 

Pentingnya memiliki kemampuan mendahulukan yang utama



Dewasa kini masih ada remaja yang belum mengerti mana hal-hal yang harus diprioritaskan, dan mana hal-hal yang bukan prioritas atau kurang penting. Contoh kecilnya saja, seorang remaja mempunyai tugas kuliah yang banyak, tetapi karena dia pusing karena memikirkan tugas yang banyak, akhirnya dia memutuskan untuk menonton tv untuk menenangkan pikirannya sejenak. Tetapi karena dia terlalu asyik menonton tv akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan menonton tv, sehingga tak ada satu tugas pun yang selesai ia kerjakan. Padahal mengerjakan tugas itu merupakan hal yang utama, hal yang penting atau hal yang harus didahulukan. Selain itu, dengan dia tidak mengerjakan tugasnya maka ia pun akan kembali stress. Oleh karena itu, memiliki kemampuan untuk menentukan prioritas sangatlah penting bagi remaja. Karena hal tersebut akan membantu dalam kehidupannya.
Dengan kita memiliki kemampuan mendahulukan hal yang utama, maka kita akan bisa mengatur waktu dengan baik. Selain itu, dengan memiliki kemampuan mendahulukan yang utama, kita juga bisa mengendalikan hal-hal yang sulit dan mengatasi ketakutan. Dengan begitu kehidupan kita akan baik-baik saja.

Dalam mendahulukan yang utama kita juga harus memiliki kemampuan menerima atau mengatakan ya dan juga kemampuan menolak yang baik. Ketika mengepak koper, kita akan menemukan bahwa masih banyak yang bisa kita masukkan asal ditata dengan rapi ketimbang dimasukan dengan sembarangan. Begitu pula dengan hidup, ketika ditata dengan baik, kita akan menemukan bahwa akan lebih banyak waktu untuk keluarga, teman, dan lain-lain.